Selasa, 26 Mei 2009

Minggu, 24 Mei 2009

Our Succes


SUKSES KITA
Pada kolom ini saya akan bercoba berkomunikasi dengan hasrat inti saya, dan meminjam sedikit dari jutaan kisah sukses untuk menggelitik hasrat inti anda, mencoba membimbing, memberi kekuatan serta berteriak bersama-sama ketika hasrat inti anda berhasil anda ubah menjadi bilangan sukses - sekecil atau sebesar apapun, dalam meraih Impian-impian Besar anda - yang membuat anda menangis mengucapkannya.
Setiap orang memiliki impian, ada yang ingin sekali sukses di bisnis, ada yang ingin sekali membesarkan anaknya secara utuh - kaffah, ada yang ingin sekali memiliki waktu yang cukup dengan suaminya - tidak sekedar bertemu di rumah capek pulang kerja, tidur, esok kerja lagi, ada yang mengabdikan hidupnya untuk mendidik entah itu anak-anak, mereka yang tidak mampu atau bervisi mendidik banyak orang untuk berwawasan ilmu dan bisnis, daftar ini akan sangat-sangat panjang jika saya teruskan.
Anda yang tahu apa hasrat inti anda, tuliskanlah, pikirkanlah, berjanjilah kepada diri anda terutama untuk meraihnya secepatnya, karena itulah yang akan membuat hidup anda jadi - hidup, tersenyum setiap hari memandang dunia ini.
Hidup ini hanya sekali, warnailah, sesuai dengan warna kesukaan anda, bukan warna yang dipilih boss atau atasan anda.
Sukses untuk anda.
Adi Pramudinta

Rabu, 13 Mei 2009

Sosial Forestry

ASPEK KELOLA USAHA SOCIAL FORESTRY
Kelola Usaha adalah rangkaian kegiatan yang mendukung tumbuh dan berkembangnya usaha di areal kerja social forestry melalui kemitraan dengan perimbangan tanggungjawab dan benefit; tidak hanya berupa usaha budidaya tetapi termasuk industri dan pemasaran.
Kelola usaha social forestry dimaksudkan untuk memberikan manfaat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar hutan. Dalam rangka pengembangan kelola usaha social forestry diperlukan kelompok tani social forestry di sekitar hutan. Kelola usaha social forestry meliputi tiga sub sistem dasar : keluarga petani (unit pengambil keputusan), usaha tanaman dan ternak (unit produksi pendapatan pokok), dan usaha sampingan.
Corak usaha rumah tangga petani tergantung empat faktor lingkungan : fisik dan prasarana, sosial budaya, ekonomi/bisnis, lingkungan kebijaksanaan dan kelembagaan.
Unsur dalam sistem kelola usaha social forestry :
1.Kegiatan social forestry berbasis lahan.
Dalam kawasan hutan (pemungutan hasil hutan, pemanfaatan tanah hutan)
Luar kawasan hutan (komoditi pertanian monokultur dan pola hutan rakyat)
2.Kegiatan social forestry berbasis non lahan : usaha dagang, jasa.
3.Pengolahan hasil, untuk memperbaiki mutu dan meningkatkan nilai jual.
4.Pemasaran hasil (marketing) : memelihara kontinyuitas produksi dan menghindari oversupply.
5.Pembentukan Unit Usaha Kemitraan (UUK) : koperasi (KUD) atau non koperasi.
6.Permodalan : bantuan APBD (tahap awal) dan iuran.
Penyelenggaraan social forestry perlu memperhatikan azas : Azas kelestarian hutan, Serbaguna hutan dan tidak merugikan fungsi hutan, Prinsip perlindungan lingkungan.
Strategi keberhasilan usaha (Murphy and Peck, 1980) : Mau bekerja keras, Bekerja sama dengan orang lain, Penampilan yang baik, Yakin, Pandai membuat keputusan, Mau menambah ilmu pengetahuan, Ambisi untuk maju, serta Pandai berkomunikasi.
Kini upaya pemerintah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam perbaikan SDA dan peningkatan efisiensi pembangunan dilaksanakan antara lain melalui pemeliharaan dan pengembangan hutan rakyat dengan memperhatikan :
Struktur dan komposisi jenis tanaman (hutan rakyat murni, HR campuran, agroforestry)
Mendukung aspek ekologis (pengendalian erosi, meningkatkan produktivitas, kesuburan lahan, mengatur tata air, dan lain-lain)
Hutan rakyat dapat memberikan manfaat sosial ekonomi terhadap masyarakat mencakup pendapatan, lapangan kerja dan lain-lain.
Unsur-unsur penentu dalam pemeliharaan dan atau pengembangan HR (Hutan Rakyat) adalah :
1.Tipe Hutan Rakyat.
2.Lokasi Pengembangan Hutan Rakyat. Penyusunan rancangan lokasi HR perlu dilaksanakan secara terpadu dalam satuan pengelolaan lahan yang diklasifikasikan berdasarkan karakteristik SDA, sosial budaya dan kebutuhan pokok masyarakat.
3.Masyarakat sebagai Aktor. Penetapan peserta HR perlu memperhatikan kriteria ekonomi dan kriteri sosial.
4.Penetapan Komoditi.
5.Penetapan Kelestarian Hasil. Ditentukan oleh faktor lokasi dan kepemilikan lahan, jenis komoditi utama yang diusahakan, sistem pengusahaan HR, serta bentuk koordinasi dan pengambilan keputusan yang dapat dilaksanakan masyarakat dalam memasarkan hasilnya.
6.Penetapan Kesatuan Usaha. Penetapan luas lokasi, jumlah peserta yang terlibat, pembagian ruang, waktu dan kelompok sosial di dalam satu unit HR.
7.Bentuk Keterlibatan Kewajiban Peserta.
8.Peran Pemerintah dan Mitra Usaha sebagai Fasilitator. Empat unsur utama yang terlibat (Departemen Kehutanan, Pemerintah Daerah, Mitra Usaha, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan)

Pengelolaan Hutan Rakyat
Ada tiga subsistem pengelolaan hutan rakyat, yaitu :
Subsistem produksi, mencakup aspek sistem silvikultur dan teknik silvikultur. Petani HR mengelola hutannya secara sederhana dan ditebang pada saat membutuhkan saja atau lebih dikenal.
Subsistem Pengelolaan Hasil.
Subsistem Pemasaran, mencakup kegiatan untuk menjual atau memasarkan hasil hutan rakyat. Saluran pemasaran hasil pada umumnya seperti bagan berikut :
Hasil hutan rakyat/petani Pedagang pengumpul Pasar kayu bulat

Penggergajian Penggergajian Industri mebel lokal

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka kelola usaha social forestry, antara lain :
Pada tahap masyarakat subisten, maka komoditi non kehutanan menjadi bagian dari fokus dalam sistem teknis agroforestry sesuai dengan fungsi hutan. Secara bertahap dan sejalan dengan kapasitas masyarakat, produksi diarahkan untuk komoditi kehutanan yang berdaya saing tinggi.
Input produksi dapat disediakan oleh pemerintah yang bersifat stimulan sehingga tidak menimbulkan ketergantungan masyarakat pada pemerintah yang menghambat tumbuh dan berkembangnya kapasitas masyarakat secara optimal.
Metode-metode produksi yang dikembangkan bersifat pada tenaga kerja dan mengandalkan kearifan lokal. Teknologi dari luar diperlukan namun teknologi tersebut bersifat adaftif.
Pelaksanaan kelola usaha
Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan Kelola Usaha social forestry yaitu pendekatan ekonomi keluarga, dinyatakan berhasil jika dapat melengkapi pemenuhan keperluan belanja rumahtangga yaitu pemenuhan belanja harian, bulanan, tahunan, 3-5 tahunan, 10-25 tahunan (Prof. Dudung Darusman).

New Notebook

Understanding The Trader's


Understanding the Trader’s Fear of Risk, Fear of Loss
Fear has the power to become your greatest trading liability if it is not understood. Most people are afraid of risk, not only because they are afraid of failure but more so because they are afraid of loss. Let’s look at what research tells us are the reasons that most traders fail. Successful traders agree that these are the things to justly be feared.
The high rate of failure for beginner forex traders (as well as all other securities, stocks etc.) has been found to be directly due to these six things, in order of significance:
Poor understanding and knowledge Undercapitalization Unrealistic expectations Lack of patience Lack of discipline High risk aversion
As we look over this list, it becomes apparent that fear of failure and loss is the by-product of trading without having in place a proper Forex Trading System – one that includes a high element of mind training and a high quality forex education. The last one on the list, high risk aversion, however, is not pointing not merely to a dysfunctional Trading System, it is talking about the need to understand risk in order to succeed...
Clearly if the fear of loss is coming up for you because you are trading money that you cannot afford to lose, this type of fear is a healthy and sane response. If this is the case then forex trading is not the place for you. The Forex Market is considered a High Risk market. Every responsible forex training and trading site makes that same high risk disclaimer in no uncertain terms. That is why stringent risk management should be factored in every single trade you ever enter. However, it has often been said by successful traders that the Forex Market is one of the risk-management safe trading markets for many reasons, which are covered in the beginning chapters on ‘The Advantages of the Forex Market’.
How Successful Traders Manage Fear of Risk and Loss
The answer to the underlying question of fear can be seen in the differing conditioned behaviors, regarding fear of risk and fear of loss, between unsuccessful and successful traders.
In referring back to ‘seeking what every successful trader has in common’, I am reminded of Charles Sanford, former Chairman of Bankers Trust, who gave the very insightful speech on how the successful view the fear of risk, excerpts of which I have loosely recalled here. I include this because it also serves as such a good example of ‘reframing’ a conditioned belief, and the benefits of proper mind training.
From an early age, we are all conditioned by our families, our schools, and virtually every other shaping force in our society to avoid risk.
My first observation is that successful people understand that risk, properly conceived, is often highly productive rather than something to avoid. They appreciate that risk is an advantage to be used rather than something to be avoided. Such people understand that taking calculated risks is quite different from being rash. The paradox is that playing it safe is dangerous. Far more often than you would realize, the real risk in life turns out to be the refusal to take a risk. In other words, the truly most threatening dangers usually arise when you shrink from confronting what only appear to be the most threatening dangers. What is widely regarded as playing it safe turns out not to be safe at all. As Heraclitus, the Greek Philosopher said, some 2,500 years ago: Nothing endures but change. Most of us have come to agree with this, but its consequences still deserve some reflection. Obviously, if change is the fundamental rule of life, then resistance is folly -- doomed to defeat.
In other words, in a world of constant change, a world where Heraclitus said you can never step into the same river twice, taking risks is accepting the flow of change and aligning ourselves with it. Remember the paradox: Risk only looks and feels like endangerment. For those who understand reality, risk is actually the safest way to cope.
To take a risk is indeed to step into circumstances you cannot absolutely control. There, again, is the paradox: In a world of constant change, risk is actually a form of safety, because it accepts that world for what it is. Conventional safety is where the danger really lies, because it denies and resists the world. I trust you understand that when I say risk is actually safety, I'm talking about a certain sort of risk. I'm not advising that you leap off tall buildings in the hope that the operation of constant change will reverse the law of gravity in mid-flight. I'm speaking rather of a sort of risk that actually aligns you with the direction of change and that the task then becomes learning how to take risks properly.
To be more specific, I believe firmly that the sort of risks that put one in a position to control one's lot in a world of incessant change are the risks that attempt to add something of value to that world. To create value, to focus one's efforts on increasing the fund of that which is worthwhile, involves risk. And yet, paradoxically, it provides you with the greatest control over a changing world and maximizes your chances to achieve a truly meaningful personal satisfaction.
This is a good opportunity to add a piece of ancient wisdom: Do not merely seek to follow in the footsteps of the successful. Seek what they sought.
The Characteristics of a Successful Trader
If we reframe the liabilities listed in trader failure list, we can clearly see that the Characteristics of a Successful Trader are:
• Excellent trading knowledge and understanding
• Adequate capitalization
• Realistic expectations
• Patience
• Discipline
• Understanding and Managing Risk

If you look at the advice from the world’s most successful traders today, you’ll notice that they will all agree with this, each in their own way.
Define first the level of risk you dare assume. Start with a small position, and then build it up if it works. -- George Soros, Currency Trader, Quantum Group of Funds.
All it takes to become a successful forex trader is aptitude, training, and experience. – Rick Smith, Forex Market Trader, Forex-Advisor.com
Spend your day making yourself happy and relaxed. Key is to play great defense, not great offense. Decrease trading size when you are doing poorly, increase when you are trading well. Place mental stops, price stops and time stops. Monitor your trading success in real-time. Do not be dwelling on mistakes made 3 seconds ago, but what you are going to do from the next moment on. Don't be a hero. Don't have an ego. Always learn, and question yourself and your ability. Don’t ever feel that you are very good. The second you do, you are dead. ---- Paul Tudor Jones, Future’s Trader, Tudor Futures Fund
The first rule of trading is don’t get caught in a situation in which you can lose a great deal of money for reasons you don’t understand. A trader has to be patient and willing to make mistakes regularly. -- Bruce Kovner, Caxton Corporation GAMut Fund
When you earn the right to be aggressive, you should be aggressive. (A philosophy reinforced by Soros) The way to build long-term returns is through preservation of capital and home runs. -- Stanley Druckenmiller, Currency Trader, Quantum Fund
A Trader’s Advice from 1923
After reading quotes from today’s traders, it is even more illuminating to quote here a page from another successful trader in a very different time and place, whose advice is remarkably the same. This list of Characteristics of a Successful Trader is quoted from Edwin Lefevre’s 1923 book, Reminiscences of a Stock Operator. It is even more poignant to remember that he wrote this book in the years before the 1929 Stock Market Crash, a time in America when it had become almost a craze to play the market.
Why so poignant? Because 80 years later his advice offers the perfect antidote to the pitfalls Behavioral Finance Scientists have found in today’s burgeoning era of online trading. And as for forex traders today, his voice speaks to us across time to a modern age when online traders are now flocking to the Forex Market in droves – the most rapidly growing market in the world, in fact in the history of the world.
Of course, it is also worth noting that every point he advises is a description of a mental trading tool achieved by mind training.
1. Caution. Excitement (and fear of missing an opportunity) often persuades us to enter the market before it is safe to do so. After a down-trend a number of rallies may fail before one eventually carries through. Likewise, the emotional high of a profitable trade may blind us to signs that the trend is reversing.
2. Patience. Wait for the right market conditions before trading. There are times when it is wise to stay out of the market and observe from the sidelines.
3. Conviction. Have the courage of your convictions: Take steps to protect your profits when you see that a trend is weakening, but sit tight and don't let fear of losing part of your profit cloud your judgment. There is a good chance that the trend will resume its upward climb.
4. Detachment. Concentrate on the technical aspects rather than on the money. If your trades are technically correct, the profits will follow. Stay emotionally detached from the market. Avoid getting caught up in the short-term excitement. Screen-watching is a tell-tale sign: if you continually check prices or stare at charts for hours it is a sign that you are unsure of your strategy and are likely to suffer losses.
5. Focus Focus on the longer time frames and do not try to catch every short-term fluctuation. The most profitable trades are in catching the large trends.
6. Expect the unexpected. Investing involves dealing with probabilities – not certainties. No one can predict the market correctly every time. Avoid gamblers’ logic.

______________________
Reprints are Available Upon Request. Please contact Forex-Advisor One on One Trader Coaching & Trading Subscription Services Phone: 520 877-3831 www.forex-advisor.com



About Forex Advisor
Forex Advisor is an industry leader in equipping and enabling the private forex self-trader, and the self-managed forex investor in this time of burgeoning online forex trading. Through our one-on-one coaching, seminars and personal ‘Trade with the Trader’ mentoring we are dedicated to helping traders master consistently successful profitable trading in the forex market which is already today by far the largest trading market in the world, in fact in the history of the world.
Success Trade, the Forex Subscription Service part of Forex Advisor, offers traders of all levels the type of data analysis and trading market data available to trading banks, corporations and forex institutions. Success Trade is Forex Advisor custom-designed service developed from the same market analysis used to achieve a 197% profit in its first year. Through Forex Advisor the smaller forex investor and trader can now access the same information that larger financial institutions around the world have long depended on."
We invite you to visit www.forex-advisor.com and receive your free professional assessment of your current trading style and trading plan. Or call us at 520 877-3831 and ask about our other free benefits, software, charts, and a free half hour of training with your first paid one-on-one coaching session.

Senin, 11 Mei 2009

Video Semifinal Piala Champion

Video Obma Ngabodor....

Bisnis Jaringan


Kenapa Bisnis Pemasaran Jaringan
Lebih Unggul?

“KEUNGGULAN BESAR bisnis pemasaran jaringan adalah Anda tetap bisa bekerja dan sekaligus membangun bisnis sendiri secara paruh waktu. Investasi dan resikonya juga jauh lebih KECIL serta tersedia pendidikan dan dukungan yang membimbing Anda meraih kesuksesan. Selain itu, sistem pemasaran jaringan adalah PIRAMIDA TERBALIK sehingga puncak sistemnya terbuka bagi siapa saja. Tidak seperti sistem korporat tradisional yang berbentuk piramida, yang hanya mengijinkan satu orang mencapai puncak perusahaan.” (Robert T. Kiyosaki, “Rich Dad's The Business School For People Who Like Helping People”)

Bisnis network marketing atau pemasaran jaringan ternyata memiliki BANYAK keunggulan besar. Bahkan penulis buku terkenal “Rich Dad Poor Dad”, Robert T. Kiyosaki, meruntuhkan prasangka banyak orang selama ini yang menganggap bisnis pemasaran adalah bisnis bersistem piramida yang hanya menguntungkan orang yang berada di puncak bisnis tersebut.

Dalam bukunya, “Rich Dad's The Business School For People Who Like Helping People” Kiyosaki justru menyatakan sistem pemasaran jaringan adalah piramida terbalik. Artinya, fokus utama bisnis ini adalah membawa makin banyak orang di kuadran business owner menuju puncak atau dengan kata lain puncak sistem terbuka bagi siapa saja.

Sebaliknya, sistem korporat tradisional yang selama ini kita kenal, justru adalah perusahaan dengan sistem piramida. Dalam bisnis tradisional ini, fokusnya adalah memiliki para karyawan (employee) dan orang yang bekerja sendiri (self-employee) untuk bekerja pada mereka. Dan sistem ini hanya mengijinkan satu orang saja mencapai puncak perusahaan. Sedangkan pada sistem pemasaran jaringan, yang menjadi salah satu kelebihannya adalah Andalah yang akan menciptakan aset. Yaitu, para pemilik bisnis itu sendiri (business owner). Yang lain bekerja di bawah Anda dan tugas mereka kemudian adalah menciptakan para business owner lainnya bekerja di bawah mereka.

Karena itu, Kiyosaki menganjurkan kepada semua karyawannya untuk mempertimbangkan pemasaran jaringan sebagai bisnis paruh waktu mereka, sementara mereka juga bekerja pada bisnisnya secara purnawaktu.
Hal ini berarti bisnis pemasaran jaringan mengijinkan setiap orang yang terlibat di dalamnya berada di dalam kuadran B (business owner), sekaligus juga berada di kuadran E (employee). Kuadran B ini sering disebut-sebut Kiyosaki di seri buku-bukunya terdahulu sebagai kuadran yang bisa membawa orang menjadi ultrakaya.

Untuk menjadi orang yang ultrakaya, menurut Kiyosaki, seseorang harus terlebih dahulu berada di kuadran B (business owner) dan I (investor). Namun biasanya hanya orang-orang kaya sajalah yang bisa berada di kuadran I. Karena untuk memperoleh investasi terbaik dibutuhkan uang yang sangat banyak. Sedangkan untuk berada di kuadran B, seseorang harus memiliki modal yang besar, dasar karakter dan kecerdasan emosional yang sangat bagus.

Artinya jika seseorang ingin berpindah dari kuadran E menuju kuadran B, maka dia membutuhkan perubahan secara mental, emosional, fisik dan spiritual. Karena itulah, Kiyosaki menyatakan mengapa rancangan pendidikan sebuah perusahaan pemasaran jaringan lebih penting dibandingkan produk dan rancangan kompensasinya.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan Kiyosaki terhadap pebisnis-pebisnis sukses, faktor karakter dan kecerdasan emosional adalah faktor utama kesuksesan mereka. Begitu mereka memiliki karakter sebagai orang sukses, maka kesuksesan bisnis datang dengan sendirinya. Karena itulah, Kiyosaki menyarankan orang untuk memasuki bisnis pemasaran jaringan yang
menyediakan pendidikan yang bagus untuk mengembangkan kecerdasan emosional, sekaligus keahlian bisnis Anda.

Di samping itu, bisnis jaringan juga mendidik orang yang bergabung dengan mereka untuk menjadi pemimpin. Nilai kepemimpinan inilah yang dinilai Kiyosaki begitu sangat berharga dalam menjalankan sebuah bisnis. Namun selain itu juga, Anda akan didampingi mentor yang akan selalu membimbing Anda, sehingga Anda tidak akan pernah merasa sendirian dalam menjalankan bisnis ini.

Berubahnya Aturan Dunia
Selain kelebihan pendidikan pembangunan karakter dan kecerdasan emosional, kelebihan lainnya dari bisnis pemasaran jaringan ini adalah investasi dan resikonya LEBIH KECIL dibandingkan bisnis tradisional. Karena, seperti Kiyosaki saja harus menghadapi kegagalan dua kali dan kerugian ratusan ribu dollar sebelum memperoleh kesuksesan seperti sekarang.

Namun, Kiyosaki mengingatkan untuk BERHASIL di bisnis pemasaran jaringan ini, sebaiknya motivasi utama bergabung dengan bisnis ini adalah untuk membantu diri sendiri sebagai ALASAN PERTAMA dan membantu orang lain sebagai ALASAN KEDUA.
Karena menurut Kiyosaki, kebanyakan orang bergabung hanya untuk mencari uang. Dan kalau mereka tidak mendapat uang dalam beberapa bulan atau tahun pertama, mereka menjadi patah semangat, berhenti dan sering kali menyebarkan kejelekan tentang industri pemasaran jaringan.
Kiyosaki juga menambahkan..

"keunggulan bisnis ini tidak diukur dengan seberapa banyak uang Anda peroleh, tetapi berapa banyak orang yang Anda bantu dan berapa banyak hidup orang yang Anda ubah. Karena memang ironinya, semakin banyak orang yang Anda bantu mengubah hidupnya, Anda semakin kaya."

Salah satu teori yang mendukung keunggulan bisnis pemasaran jaringan ini adalah HUKUM METCALF yang diciptakan oleh Robert Metcalf, pencipta ethernet (sebuah sistem dalam jaringan komputer). Hukum ini berbunyi:

Nilai ekonomis sebuah jaringan = Jumlah Pengguna²

Dalam sebuah perumpamaan yang sederhana, jika di dunia ini terdapat hanya satu buah telepon maka tidak ada nilai ekonomis pada telepon tersebut. Namun jika ada 2 telepon, menurut Hukum Metcalf nilai ekonomisnya menjadi pangkat 2. Dan bila ada telepon ketiga, maka nilai ekonomis jaringan itu sekarang 9. Artinya, nilai ekonomis sebuah jaringan naik menurut DERET UKUR, bukan deret hitung. Dan inilah yang menjadi kekuatan dan nilai bisnis jaringan.


Namun, dari semua keunggulan tersebut, yang paling mengejutkan adalah prediksi diungkapkan oleh Kiyosaki dalam bukunya “Rich Dad's The Business School For People Who Like Helping People”. Kiyosaki memprediksikan kemungkinan kuat pasar saham Amerika Serikat akan kolaps, kalau tidak terjadi lebih cepat. Tahun 2010 merupakan tolok ukur, karena di tahun tersebut para generasi baby boomers akan mulai pensiun di Amerika. Ketika itu terjadi, kemungkinannya adalah pasar saham akan mulai mengempis.

Mengapa pasar saham akan mengalami pengempisan? Ledakan pasar saham sejak tahun 1990 hingga 2010 digerakan para boomers yang membelanjakan uang mereka selama masa penghasilan puncak dan menaruh uang dalam pasar saham untuk pensiun. Pada tahun 2010, peningkatan pesat itu kemungkinan akan berhenti. Ini artinya, para boomers tersebut akan kehilangan mimpi mereka terjamin secara finansial selama pensiun. Sementara itu juga, dibutuhkan waktu sekitar 25 tahun untuk memulihkan pasar saham.

Kejatuhan ini pun akan segera membawa efek snow balls berupa kebangkrutan sehingga makin banyak orang takut diberhentikan dari pekerjaan mereka. Pada saat itulah, makin banyak orang yang sadar bahwa Era Industri telah BERLALU dan aturan dunia sudah BERUBAH untuk selama-lamanya.

Pada Era Industri, aturannya dalah Anda bekerja keras dan PERUSAHAAN serta pemerintah yang akan mengurus Anda. Sedangkan pada Era Informasi, aturannya adalah Anda akan mendapatkan yang terbaik dengan mengurus diri sendiri. Maka mereka pun mencari peluang jaminan finansial pada bisnis jaringan.

Menurut Kiyosaki, sepanjang sejarah, kebangkrutan mengikuti semua peningkatan secara pesat. Hal ini bisa menjadi berita baik bagi sebagian orang sekaligus berita buruk bagi sebagian orang lainnya. Namun, bagi bisnis pemasaran jaringan, dunia adalah wilayah kita. Jika kita memiliki bisnis pemasaran jaringan internasional, kebangkrutan bisa menjadi berita baik sebagaimana halnya dengan peningkatan pesat ekonomi. Itulah beberapa alasan, mengapa Kiyosaki melihat MASA DEPAN industri pemasaran jaringan semakin cerah.

Kesimpulan: Mengapa bisnis pemasaran jaringan lebih unggul?
• Sistem bisnis pemasaran jaringan adalah PIRAMIDA TERBALIK, yang puncaknya terbuka bagi siapa saja.
• Bisnis pemasaran jaringan membuat orang berada pada kuadran B (business owner) -kuadran tempat orang-orang ultrakaya- sekaligus juga berada pada kuadran E (employee).
• Rancangan pendidikan pada bisnis pemasaran jaringan bagus untuk membangun karakter dan kecerdasan emosional seseorang, sekaligus juga keahlian bisnis mereka.
• Bisnis pemasaran jaringan mendidik orang yang bergabung di dalamnya menjadi seorang pemimpin.
• Anda didampingi mentor yang akan selalu membimbing Anda, sehingga Anda tidak akan pernah merasa sendirian dalam menjalankan bisnis ini.
• Investasi dan resiko bisnis pemasaran jaringan LEBIH KECIL dibandingkan membangun bisnis korporat tradisional.
• Semakin Anda membantu diri sendiri dan membantu orang lain dalam bisnis pemasaran jaringan, maka Anda akan semakin bertambah kaya.
• Kekuatan dan nilai bisnis jaringan selaras dengan DERET UKUR dan hukum Metcalf : Nilai ekonomis sebuah jaringan = Jumlah Pengguna².
• Era Industri sudah berlalu dan aturan dunia sudah berubah. Di Era Informasi ini, bagi bisnis pemasaran jaringan internasional, kebangkrutan bisa menjadi berita baik sebagaimana halnya peningkatan pesat ekonomi.

Pulsa Gratis...Mau?


Bro!!!!!!!!!!!! Tau gak PT.Duta Future International bekerjasama dengan U-Tones bikin program pulsa gratis, caranya : “ Setiap orang yang menerima SMS atau panggilan telepon masuk akan diakumulasikan sebesar Rp.100,-......Misalnya kamu sehari dapat SMS / panggilan masuk sebesar 15 kali akan dikalikan Rp. 100,- =1.500/Hari x 30 Hari = Rp.45.000,-,dan akan ditransfer dalam bentuk pulsa deposit di akhir bulan, sekarang pertanyaannya siapa yang bisa mendapatkan fasilitas tersebut”...? Tertarik ?
1. Setiap orang yang sudah bergabung dan menjadi member DBS (Duta Bussines School);
2. Mempunyai HP berfasilitas System Operasi Symbian versi 2.00 ke atas
3. Download aja aplikasinya di website instal di HP mu ....jadi deh!!!!
Jadi kamu harus jadi member dulu bro!!! Cukup dengan uang Rp.200.000,- saja buat daftar otomatis kamu bisa jadi agen pulsa yang mempunyai fasilitas berasuransi, belanja dapat discount di beberapa menchant yang berlogo “ec” ....Siapa saja yang udah gabung? Mau chek....Tau AA.Gym (KH>Abdullah Gymnastiar) kan ? Masuk aja ke www.duta4future.com, user id : DBS1302960, pasword : bismillah lalu Login....Jreng....Jreng....Jreng, kamu bisa liat penghasilan AA.Gym disana dll.........Mau gabung (Call me:085320038433 :leuweung.hendy@gmail.com). Hari gini uang 200 rebu perak buat modal usaha apa coba,..............jajan baso?

Penaganan DTA Jatigede


PERLINDUNGAN DAERAH TANGKAPAN AIR (DTA) JATIGEDE
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kabupaten Sumedang merupakan wilayah yang dipengaruhi oleh kegiatan wilayah sekitarnya, salah satunya Kabupaten Garut, keadaan ini akan memberikan dampak terhadap wilayah Kabupaten Sumedang dalam hal pertumbuhan dan perkembangan wilayah.
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu ekosistem yang terdiri atas dua subsistem yakni subsitem biofisik dan subsistem sosial ekonomi. Subsistem sumberdaya akan membentuk subsistem yang terdiri atas iklim, tanah, air, tumbuhan, dan satwa yang masing-masing saling berinteraksi. Sumberdaya manusia sebagai unsur pengelola membentuk subsistem sosial yang terdiri atas banyak komponen antara lain, populasi, teknologi, struktur sosial, dan ideologi yang masing-masing berinteraksi. Perilaku baik atau buruk manusia dalam mengelola sumberdaya alam akan memberikan citra bagi ekosistem DAS.
Salah satu tantangan dalam pengelolaan DAS adalah rusaknya sumberdaya alam dan menurunnya produktivitas lahan kering. Pada saat ini, bertambahnya tekanan penduduk dan meningkatnya pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkendali di berbagai kegiatan yang kurang proporsional telah menimbulkan sejumlah dampak negatif seperti degradasi tanah pada lahan usaha tani, timbulnya lahan kritis, tata air yang sering tidak terkendali, sehingga timbul banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Kondisi ini diperparah dengan kepemilikan lahan yang layak untuk dikelola sebagai areal pertanian hanya luasan antara 1.400 – 7.000 M², dimana normalnya kepemilikan lahan bila mengacu pada model pertanian yang diterapkan pada petani calon transmigrasi kepemilikan lahan ideal yaitu 2,5 Ha.
Dengan kepemilikan lahan yang sangat sempit tersebut maka akan berdampak pada terganggunya keseimbangan ekosistem, punahnya sumber plasma nutfah serta erosi tanah, sehingga dapat mengancam ketahanan lingkungan sosial ekonomi dan budaya masyarakat karena intensifikasi lahan secara maksimal, dengan mengabaikan kaidah-kaidah konservasi.
Pemanfaatan sumberdaya alam yang sesuai dengan kemampuannya, merupakan jaminan terhadap kelangsungan tingkat kesejahteraan manusia, karena terjaganya tingkat produktifitas lahan dan keseimbangan lingkungan pemanfaatan sumberdaya alam yang melebihi kemampuan dan daya dukung lahan akan mengakibatkan penurunan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Sub DAS Cimanuk Hulu merupakan salah satu Sub DAS dari DAS Cimanuk yang terletak dibagian hulu rencana Pembuatan Bangunan waduk Jatigede. Permasalahan yang ada saat ini adalah terjadinya laju erosi dan aliran permukaan yang tinggi, sebagai akibat adanya pemanfaatan lahan di lahan kering yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air serta melebihi kapasitas daya dukung lahannya. Akibat dari kejadian tersebut, menyebabkan frekuensi terjadinya banjir yang tidak terkendali di daerah hulu dan laju sedimentasi yang tinggi. Genangan di daerah tersebut, menyebabkan keadaan drainase di daerah tersebut menjadi buruk, kesehatan lingkungan jadi kurang baik, transfortasi terganggu, ketersediaan kebutuhan air untuk masyarakat berkurang dan kenyamanan penduduk setempat terganggu. Laju sendimentasi yang tinggi akan berakibat pada berkurangnya umur guna waduk yang telah dibangun dengan investasi dana sangat besar. Akibat lebih lanjut, akan mempengaruhi kehidupan masyarakat umum yang bergantung pada kegunaan waduk tersebut yang meliputi : tersedianya tenaga listrik untuk rumah tangga dan industri, perikanan, pengairan, pariwisata dan pengembangan pertanian.
Bagaimana kondisi sesungguhnya dari ekosistem Sub DAS Cimanuk Hulu khususnya yang masuk kedalam Catchment area Waduk Jatigede baik ditinjau dari aspek biofisik maupun sosial ekonomi dan budaya yang wilayahnya meliputi dua Kabupaten yakni Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut perlu diungkap lebih mendalam, sehingga existing condition dapat lebih jelas terformulasi dalam bentuk data dan informasi baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Berdasarkan kepada hal tersebut di atas diperlukan keterpaduan programRehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah pada kawasan lahan kering dalam bentuk program pemberdayaan masyarakat yang mencakup kegiatan penghijauan dan konservasi tanah dengan cara vegetative maupun sivil teknis serta ditunjang oleh berbagai jenis/unit usahatani masyarakat khususnya petani penggarap. Pemberdayaan tersebut meliputi penguasaan teknologi budidaya, agrobisnis, kelembagaan dan modal usaha.
Pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting mengingat keberhasilan RLKT tidak terlepas dari peran/partisipasi aktif masyarakat, dimana masyarakat sebagai pemegang andil (Stakeholders) pembangunan perlu diberi kesempatan langsung untuk berperan mendukung setiap kegiatan RLKT yang dilaksanakan. Pelibatan masyarakat dalam program RLKT tersebut juga bertujuan untuk memberdayakan potensi lokal yang dimiliki masyarakat, sehingga program RLKT yang dilaksanakan selain mampu menjaga kelestarian pemberdayaan lahan dan air juga memiliki dampak positif terhadap perkembangan perekonomian masyarakat.
Selain itu, bertitik tolak pada pendekatan bahwa pembangunan kawasan lahan di Kabupaten Sumedang haruslah mampu menyeimbangkan konsep pembangunan dan pengelolaan lingkungan secara terpadu, yaitu pengelolaan lingkungan yang memadukan pendekatan ekologis, sosial dan ekonomi secara seimbang, selaras, sinergis dan berkelanjutan. Maka peningkatan penutupan lahan (Land Cover) di kawasan itu perlu memperhatikan pula nilai pemanfaatannya secara ekonomis bagi masyarakat. Oleh karena itu, pilihan-pilihan alternatife penutupan lahan melalui program RLKT di wilayah Kabupaten Sumedang terutama pada lahan kritis dirancang agar memenuhi persyaratan sebagai berikut : (1) Cocok sesuai dengan kemampuan lahannya, (2) memberikan nilai ekonomis yang tinggi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, (3) mampu menekan dan mengendalikan erosi di bawah ambang batas yang dapat ditoleransi, (4) mampu menyerap emisi kendaraan bermotor yang padat di jalur jalan raya, (5) dapat diterima oleh masyarakat, sehingga meningkatkan partisipasi aktif dan sikap kepeduliannya dalam pengelolaan lahan sesuai dengan kaidah-kaidahkonservasi tanah dan air yang benar, dan (6) menciptakan kondisi lingkungan sesuai harapan semua pihak / beragam kelompok masyarakat.

1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dilaksanakan Kegiatan Perlindungan Daerah Tangkapan Air (DTA) Jatigede dalam Kegiatan RLKT, Intensifikasi, Diversifikasi dan Ekstensifikasi di Kabupaten Sumedang yaitu sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui kondisi saat ini (existing condition) wilayah Sub DAS Cimanuk Hulu yang merupakan Daerah Tangkapan Air (DTA) dan Catchment area sekitar Rencana Bendung Waduk Jatigede meliputi aspek biofisik, sosial ekonomi, budaya dan kelembagaan.
2) Menyusun masukan bagi upaya penataan Cactment Area dimaksud di masa mendatang.
3) Menentukan dan melaksanakan treatment yang sesuai dengan karakteristik lahan, baik kaitannya dengan social enginering, technical enginering, civil enginering, maupun management enginering.
Sedangkan tujuan dilaksanakanya program dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Menekan laju erosi di kawasan hutan dan atau lahan kritis di luar kawasan hutan menjadi di bawah ambang toleransi melalui kegiatan dan sesuai dengan karakteristik, kemampuan dan kesesuaian lahannya dalam mendukung kelestarian sumberdaya lahan di wilayah Kabupaten Sumedang.
2) Memberdayakan masyarakat dalam rangka peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam menerapkan prinsip – prinsip kegiatan pengelolaan lahan yang sesuai dengan kaidah konservasi.
3) Memperbaiki dan menigkatkan fungsi lahan menjadi lahan produktif yang berwawasan lingkungan.
4) Meningkatkan daya resapan air di kawasan lahan yang merupakan daya dukung untuk mencegah terjadinya berbagai bencana.
5) Melestarikan potensi keanekaragaman hayati khususnya Kabupaten Sumedang dan Jawa Barat pada umumnya.

1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari program Kegiatan Perlindungan Daerah Tangkapan Air (DTA) Jatigede di Kabupaten Sumedang menuju masyarakat yang mandiri dalam upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan melalui optimalisasi sumber daya manusia dan sumber daya alam dalam kegiatan RLKT, intensifikasi, diversifikasi dan ekstensifikasi di Kabupaten Sumedang adalah :
1. Menekan laju sedimentasi, erosi dan aliran permukaan serta mampu meningkatkan produktifitas lahan secara berkelanjutan.
2. Partisipasi aktif masyarakat dalam program ini akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sehingga masyarakat mampu mandiri dalam memenuhi tuntutan kehidupan, maupun mandiri dalam upaya RHL.
3. Kegiatan RLKT dan lainnya akan mendukung kelestarian fungsi Sub DAS Cimanuk, sehingga dapat mengantisipasi erosi, banjir dan kekeringan serta mampu meningkatkan kemampuan dan daya dukung Waduk Jatigede sesuai dengan umur teknis yang diharapkan, meningkatkan ketersediaan air untuk berbagai kebutuhan.
4. Menumbuhkan pola pengambilan kebijakan secara terpadu antara peerintah daerah dan masyarakat dalam pembangunan daerah berkelanjutan.

1.4 Ruang lingkup
Ruang lingkup Program Kegiatan Perlindungan Daerah Tangkapan Air (DTA) Jatigede di Kabupaten Sumedang menuju masyarakat yang mandiri dalam upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan ini seraca garis besar adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan RLKT yang meliputi kegiatan vegetatif dengan pola jalur sehingga dapat memberikan ruang dalan pengolahan tanah untuk komoditi pertanian, Pembuatan bangunan sivil teknis semi permanen dalam upaya pengendalian erosi dan sedimentasi menjadi yang dapat ditoleransi.
2. Pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang wanatani (Agroforestry),kewira
usahaan dan kelembagaan sebagai upaya menuju RHL mandiri yang berwawasan lingkungan.
3. Partisipasi aktif masyarakat secara langsung dalam kegiatan RLKT sebagai upaya peduli pada lingkungan hidup dan berperan aktif dalam menanggulangi kerusakan – kerusakan lahan.
4. Pengembangan atas transparansi, demokratisasi masyarakat yang akhirnya akan tercipta ekonomi kerakyatan/pedesaan

1.5 Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam Program Kegiatan Perlindungan Daerah Tangkapan Air (DTA) Jatigede di Kabupaten Sumedang menuju masyarakat yang mandiri dalam upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut:
1. Terbentuknya model RLKT yang dikombinasikan dengan berbagai unit usaha pada unit – unit tertentu secara terpadu dan berkelanjutan.
2. Terbentuknya masyarakat yang mampu mengembangkan keterampilan danpotensinya serta dapat mengelola sumber daya lahan sesuai dengan kaidah konservasi. Melalui tahapan sosial enginering, technical enginering, civil enginering ,maupun management enginering.
3. Terbentuknya kondisi lingkungan di Catchment area Jatigede yang menjamin kelestarian sumberdaya lahan dan lingkungan hidup sebagai upaya dalam mendukung keberlangsungan umur teknis bendungan yang diharapkan.
4. Tercapainya produktifitas lahan dan manfaat ekonomi yang optimal bagi masyarakat Kabupaten Sumedang.
5. Terpeliharanya fungis hidroorologis, ekologis, ekonomi dan social secara sinergis seimbang dan berkelanjutan di areal Catchment area Jatigede yang meliputi 6 Kecamatan.
6. Tumbuhnya partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan lahan yang sesuai dengan kaidah konservasi.
7. Terbentuknya kapasitas kelembagaan yang harmonis antara pemerintah daerah, pemerintah pusat dan masyarakat.
8. Terciptanya ekonomi pedesaan yang tangguh sebagai titik tolak pergerakan ekonomi dan mencegah terjadinya arus urbanisasi di Kabupaten Sumedang

BAB II. DESKRIPSI KONDISI WILAYAHSUB DAS CIMANUK HULU

2.1. Kondisi Biofisik
2.1.1 Letak Kawasan

Sebagaimana diketahui bahwa luas lahan kritis di Kabupaten Sumedang sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Kabupaten Sumedang Tahun 2008 s/d 2013 adalah seluas 10.445,5 Ha.
Letak Sub DAS Cimanuk Hulu secara administratif berada di Kabupaten Garut bagian Utara dan Kabupaten Sumedang bagian Selatan, yang meliputi 34 Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 353 desa yang mencakup luas kurang lebih 152.982,67. Sedangkan secara administratif yang masuk ke Kabupaten Sumedang meliputi 6 Kecamatan yaitu : Wado, Jatinunggal, Jatigede, Darmaraja, Cibugel dan Cisitu dengan jumlah desa sebanyak 71 Desa.

2.1.2 Keadaan Fisik Kawasan
Sub DAS Cimanuk Hulu memiliki curah hujan yang sedang berkisar antara 1.200-2500 mm/th, jenis tanah dan tingkat erodibilitas tanah menurut klasifikasi Balai Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Bogor terdapat 8 (delapan) jenis tanah yaitu Alluvial (tidak peka), Glei Humus (tidak peka), Litosol dan regosol kelabu (Agak peka), Latosol (Agak peka), Grumosol kelabu (peka), Andosol (peka), Mediteran coklat, Coklat kemerahan (sangat peka) dan Regosol (sangat peka). Hasil analisis GIS menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Sub DAS Cimanuk Hulu didominasi jenis tanah latosol yang tergolong agak peka, apabila dijumlahkan dengan jenis-jenis tanah lainnya yang memiliki kepekaan sama atau lebih tinggi, maka dapat dikatakan sebagian besar memiliki kepekaan terhadap erosi cukup tinggi.
Keadaan topografi cenderung bervariasi mulai dari datar, bergelombang, berbukit dan bergunung dengan ketinggian di atas permukaan laut antara 50 m sampai dengan 2.821 m, sedangkan keadaan hidrologi ditandai dengan adanya aliran Sungai Cimanuk Hulu mempunyai kondisi pengaliran air sepanjang tahun dengan panjang sungai utama dari hulu sampai dengan hilir kurag lebih 84 Km,dengan jumlah anak sungai Cimanuk ada 14 buah yaitu Cimanuk Hulu, Cibodas, Cipeujeuh, Cikamiri, Ciroyom, Cibeureum, Cisangkan, Cipari, Citameng, Cimuara, Cipancar, Cianten, Cicajiur, Cipedes, Cigaruguy dan Cubunilarang.

2.1.3 Keadaan Sosial Ekonomi
Keadaan penduduk di wilayah Sub-DAS Cimanuk Hulu selama kurun waktu 5 (lima) tahun bertambah cukup pesat dengan laju pertumbuhan rata-rata per tahunnya sebesar 1,61 %, sebagian besar penduduk memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah. Kepadatan geografis adalah 1.149 jiwa/km, sedangkan kepadatan agrarisnya adalah 20 jiwa/ha (meningkat 3 jiwa/ha dari periode 5 tahun sebelumnya yaitu 17 jiwa/ha). Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, sehingga dapat dikatakan struktur masyarakat adalah agraris dengan rata-rata pemilikan lahan sebesar 0,28 Ha.

2.1.4 Permasalahan
Beberapa permasalahan yang terkait dengan keberlanjutan pola penanganan lahan kritis antara lain semakin banyak Daerah ALiran Sungai yang kritis karena masih lemahnya lembaga pengelolaan dan peranserta masyarakat dalam konservasi tanah dan air, belum adanya lembaga koordinasi mantap dalam pengembangan dan pengelolaan sumber daya air baik di tingkat Nasional, Daerah dan wilayah sungai, belum terbentuknya lembaga dan system pengelolaan jaringan irigasi termasuk penyerahan pengelolaan irigasi kepada kelompok tani pemakai air, masih adanya prasarana dan sarana produksi pertanian dalam kondisi kurang memadai dan rusak akibat tidak efektifnya system operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana produksi pertanian, dan terbatasnya lahan pengembangan pertanian yang produktif dan banyaknya alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non-pertanian akibat pembangunan yang tidak sepenuhnya mengikuti kaidah penataan ruang.

A. Potensi Erosi
Sub-DAS Cimanuk Hulu memiliki potensi erosi yang tinggi terutama pada areal-areal yang termasuk di wilayah bagian hulu. Hasil analisis GIS menunjukkan bahwa di wilayah hulu memiliki laju erosi mencapai 13.119.529,30 ton per tahun. Apabila berat jenis tanah rata-rata 1,44 ton/m maka laju erosi tersebut setara degan 9.110.784,236 m3 per tahun atau rata-rata 5,17 mm/ha/tahun. Wilayah Sub-sub DAS Cimanuk Hulu memiliki laju erosi tahunan rata-rata tertinggi yaitu 2.975.903,68 atau setara dengan 12,12 mm/ha (Tahun 2002 tercatat sebesar 2.939.888,88 ton/ha atau mengalami peningkatan sebesar 35.714 ton). Letak Sub-sub DAS Cimanuk Hulu yang berada di bagian hulu dan dataran tinggi yang didominasi oleh lahan-lahan pertanian terutama hortikultura sangat mendukung terjadinya peningkatan laju erosi per tahunnya. Berdasarkan data di atas dapat dinyatakan bahwa nilai bahaya erosi di Sub DAS Cimanuk Hulu perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat untuk menurunkan laju erosi yang cukup besar. Hardjowigeno (1992) memberikan batasan kriteria bahwa nilai toleransi erosi yang normal hanya sebesar 2,5 – a2,5 ton/ha/tahun. Secara sosial ekonomi keberadaan lahan sebagai media produksi sangat diperlukan di wilayah ini, karena masyarakat umumnya memiliki struktur agraris, dengan demikian sangat diperlukan penanganan dan pengelolaan lahan yang sesuai dengan kemampuanyya dapat secara berkelanjutan sebagai sumber penghidupan bagi petani dan fungsi-fungsi lingkungan melalui pengendalian laju erosi melalui upaya-upaya RLKT.

B. Sedimentasi
Sedimentasi di wilayah Suab-DAS Cimanuk Hulu termasuk tinggi, hal ini ditandai dengan kondisi air sungai yang selalu berwarna coklat keruh yang diduga akibat longsoran dan erosi di bagian hulu dan di sepanjang aliran sungai. Hasil peninjauan lapangan diperoleh gambaran bahwa tingginya sedimentasi di sungai-sungai disebabkan oleh intensitas pengolahan lahan dengan budidaya tanaman semusim yang sangat tinggi, ditambah pula dengan teknik pengolahan tanah yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip konservasi tanah dan air terutama pada daerah-daerah yang banyak mengembangkan sayuran dan akar wangi di Kabupaten Garut. Hasil pengamatan di lapangan tentang besarnya sedimen rata-rata tahunan Sub Das Cimanuk Hulu hasil laporan Bidang Konservasi dan Tata Air Pusat Penelitian dan Pengembangan Perairan Departemen Pekerjaan Umum (2004) yang dihitung di Kecamatan Wado adalah sebesar 1.178.141 atau 932 ton/km2/tahun dengan konsentrasi rata-rata 770 mg/liter.

BAB III. RENCANA PENANGANAN

3.1. Konsep Dasar
Rusaknya sumberdaya alam di Kabupaten Sumedang pada umumnya dan daerah sekitar genangan Waduk Jatigede pada khususnya terutama disebabkan oleh terjadinya erosi lahan oleh air di daerah Daerah Aliran Sungai.
Besarnya erosi lahan ditentukan oleh banyak sekali faktor yang mempengaruhi antara lain adalah tingginya curah hujan, kemiringan lahan yang curam, jenis tanah yang peka terhadap erosi, keadaan sosial ekonomi masyarakat petani yang tidak mendukung kelestarian lahan dan perencanaan tata ruang yang tidak benar.
Apabila kita tinjau keadaan fisik daerah secara garis besar adalah sebagai berikut :
• Lahan daerah konservasi yang mempunyai kemiringan > 40 % adalah cukup luas
• Lahan tersebut umumnya terletak di luar lokasi kawasan hutan
• Lokasi umumnya berada di elevasi (tinggi tempat dpl) yang lebih tinggi dari umumnya kemiringan di bawah 40%
• Kondisi curah hujan termasuk tinggi dimana makin tinggi elevasinya, maka jumlah curah hujan pun makin tinggi pula
• Keadaan lahan tidak diteras walaupun ada yang diteras kualitasnya buruk/jelek
• Lahan tersebut pernah digunakan untuk tanaman pangan dengan pertanaman campuran
• Kemampuan erosifitas hujan adalah besar terutama pada lahan-lahan yang terletak diketinggian lebih dari 1.300 m dpl.
Program Kegiatan Perlindungan Daerah Tangkapan Air (DTA) Jatigede di Kabupaten Sumedang menuju masyarakat yang mandiri melalui Pengembangan Model Usahatani Konservasi Petani Mandiri , jenis kegiatannya meliputi usahatani konservasi yang memadukan berbagai macam usahatani mulai dari pertanian lahan kering, ternak sampai usahatani lainnya dan Pembuatan Bangunan Sivil Teknis dalam upaya pengendalian aliran air permukaan sehingga dapat memaksimalkan umur ekonomis dari bendungan itu sendiri. Adapun target yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah :
• Memperbaiki dan meningkatkan fungsi dan produktivitas lahan
• Menekan laju erosi Daerah Tangkapan Air (DTA)
• Melestarikan potensi keanekaragaman hayati
• Meningkatkan aktivitas masyarakat dalam berusaha tani yang berwawasan lingkungan
• Meningkatkan pendapatan masyarakat.

3.2. Kondisi yang diharapkan
Kondisi yang diharapkan dengan ditanganinya catchment area waduk jatigede dampak keberhasilan pelaksanaan Kegiatan harus mampu menciptakan suatu iklim yang merupakan rencana terintegrasi dari semua SKPD yang sebagaimana visi, misi dan strategi dengan prioritas utama terjadinya pemulihan lingkungan menuju ke arah yang lebih baik atau seimbang dengan tolok ukur keberhasilan diantaranya :
a. Terhadap Alam/Lingkungan dengan terkendalinya laju erosi dan sedimentasi, terehabilitasinya lahan serta konservasi tanah, serta meningkatnya kesuburan dan produktifitas lahan.
b. Terhadap Sumber Daya Manusia dengan tumbuh dan berkembangnya :
- Budaya memelihara lingkungan hidup.
- Budaya kemandirian untuk memobilisasi dana dan sumberdana untuk usaha produktif secara swadaya.
- Meningkatnya pendapatan masyarakat
c. Meningkatnya kemandirian Kelompok Tani yang telah dibina meliputi
- Meningkatnya partisipasi aktif anggota dalam kegiatan berkelompok
- Meningkatnya swadaya dalam melaksanakan kegiatan produktif
- Meningkatnya kemampuan dalam menggali potensi sumberdaya lokal yang dapat dimanfaatkan bagi kegiatan produktif

d. Meningkatnya kerjasama Kelompok dalam hal :
- Meningkatnya kemampuan dalam melaksanakan pemupukan modal bagi keberlanjutan kegiatan kelompok
- Meningkatnya kemampuan dalam pengadaan kebutuhan sarana produksi pertanian, usaha bersama, pemasaran bersama
e. Meningkatnya peranan wanita dalam pembangunan melalui PKK meliputi:
- Meningkatnya motivasi peningkatan peranan wanita dalam pembangunan desa
- Terbinanya keterampilan wanita dalam pemanfaatan kebun pekarangan dan pagar hidup dengan tanaman obat keluarga, tanaman sayuran konsumtif dan tambahan pendapatan keluarga

3.3. Kondisi ideal
Pelaksanaan Kegiatan rencana penanganan cacthment area jatigede di Kabupaten Sumedang harus memberikan dampak yang positif ditinjau dari Aspek Ekologis, Ekonomis, Sosial, dan pada akhirnya melatarbelakangi adanya upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan Sub-DAS Cimanuk Hulu. Disamping itu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola lahan sehingga dapat mendayagunakannya secara lestari dan berkelanjutan serta pendapatan masyarakat meningkat.
a. Aspek Ekologis
Kegiatan Rencana Penanganan Cacthmen Area Waduk Jatigede sebagai salahsatu upaya pemulihan kerusakan lingkungan di wilayah Sub-DAS Cimanuk Hulu harus memberikan kontribusi nyata bagi terciptanya perbaikan lingkungan.
b. Aspek Ekonomi
Selain memiliki dimensi pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan Kegiatan ini juga harus memberikan efek samping ganda (multiplier effect) salahsatunya adalah harus mampu meningkatkan pendapatan, guna mewujudkan kesejahtaraan yang sebenarnya.

c. Aspek Sosial
Kegiatan tersebut juga harus mampu meningkatkan dinamika ekonomi pedesaan yakni mendorong terciptanya sumber mata pencaharian/kesempatan kerja dan memotivasi sumber daya lokal sebagai aset bagi terciptanya ekonomi pedesaan yang lebih baik.

3.4. Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Hulu
1. Penanganan daya rusak air, lahan, dan lingkungan :
a. Menata kembali pola penggunaan ruang (lahan) untuk mengembalikan keseimbangan siklus hidrologi dan kualitas DAS melalui rehabilitasi hutan dan lahan berbasis masyarakat.
b. Mengkoordinasikan dan mensosialisasikan arahan pemanfaatan ruang kawasan DAS Cimanuk Hulu kepada stake holder dan masyarakat di daerah.
c. Menegakkan konsistensi pengembangan pemanfaatan penggunaan ruang (lahan) sesuai dengan fungsi peruntukkannya/Zonasi.
d. Memberlakukan pola intensif dan disinsentif sebagai alat control perijinan, pengawasan, dan penertiban pemanfaatan lahan, terutama pada kawasan-kawasan fungsi lindung dan resapan air
2. Penghematan terhadap sumberdaya alam yang langka dan memberi nilai kelangkaan terhadap sumberdaya alam yang langka agar diberi prioritas penyelamatan dan perlindungan secara berkesinambungan.
3. Menjaga dan mempertahankan kawasan lindung hutan sebesar minimal 30 % dari luas total DAS/Sub-DAS sesuai dengan kemampuan konservasi lahannya.
4. Memantapkan dan mengoperasionalisasikan RDTR Wilayah Prioritas dengan menyusun Rencana Teknis Tata Ruang Wilayah Perdesaan per Sub-DAS dan catchment area dengan pola Rencana Konservasi Tanah Desa dengan pendekatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat.
5. Arah pengembangan wilayah dan sistem pusat-pusat kegiatan, lebih diorientasikan pada kegiatan social ekonomi yang berbasis konservasi air dan lahan. Secara Lengkap sebagaimana gambar berikut :

Gambar 1. Fungsi lahan menurut kemampuannya
3.5. Kesesuaian Lahan Pertanian
1. Analisis Biofisik
• Pengumpulan data biofisik pada Daerah Tangkapan Air (DTA) Jatigede di Kabupaten Sumedang wilayah Kabupaten Sumedang yang meliputi :
a. Evaluasi kemampuan lahan
b. Evaluasi kesesuaian lahan
c. Pendugaan erosi aktual
d. Erosi yang dapat ditoleransi
e. Peta tingkat bahaya erosi (TBE)
f. Penggunaan lahan
g. Iklim
• Peta rencana penataan RLKT wilayah Kabupaten Sumedang dengan memperhatikan :
a. Rencana pengembangan wilayah daerah
b. Rencana tata ruang
c. Rencana induk pengembangan daerah, dan
d. Pola RLKT

BAB IV. SASARAN DAN RENCANA KEGIATAN

Sasaran yang diharapkan melalui dampak akibat dibangunnya waduk jatigede ini menjadi tanggungjawab semua komponen baik masyarakat,pemerintah maupun pihak swasta. Pengembangan hasil tersebut memerlukan pemupukan modal pada Kelompok yang merupakan kunci bagi kesinambungan hasil. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Aspek Ekonomi
1. Pembinaan dilakukan sesuai dengan arah pengembangan kelompok dengan biaya dari APBD Kabupaten maupun sumber dana lainnya.
2. Terbangunnya jaringan sistem informasi agribisnis usahatani konservasi (teknologi budidaya, pasar, teknologi pasca panen, sumber permodalan)yang menguntungkan bagi petani
3. Terbentuknya lembaga ekonomi desa yang berbadan hukum dari Kelompok untuk menunjang pengembangan usaha-usaha lainnya
b. Aspek Ekologis
Secara umum kondisi akhir yang diharapkan adalah untuk memperoleh pengaruh ikutan dari kegiatan yang dilaksanakan baik fisik maupun non fisik, sehingga tujuan fungsional tersebut dapat menekan laju pertambahan luas lahan kritis di sekitar cacthment area jatigede. Tujuan secara khusus yaitu meliputi :
1. Meningkatkan retensi air pada daerah tangkapan air Sub-DAS Cimanuk Hulu khususnya Cacthment Area Waduk Jatigede
2. Meningkatkan kualitas lingkungan di Sub-DAS Cimanuk Hulu.
3. Mengoptimalkan sumberdaya alam dan daya dukung lahan Sub-DAS Cimanuk Hulu
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah

c. Aspek Sosial Dan Sasaran yang Diharapkan
1. Meningkatnya kemampuan masyarakat khususnya kelembagaan masyarakat sasaran dalam menyelenggarakan konservasi tanah dan usahatani lahan kering
2. Meningkatnya kinerja aparat Pemerintah Kabupaten dalam memfasilitasi masyarakat untuk mengelola RLKT
3. Terkendalinya aliran permukaan, erosi dan sedimentasi
4. Meningkatkan retensi air pada Daerah Tangkapan Air (DTA) Sub-DAS Cimanuk Hulu Catchment area Rencana Pembangunan Waduk Jatigede.
5. Meningkatnya daya dukung lahan dan lestarinya sumberdaya alam, melalui usaha konservasi tanah dan usahatani lahan kering
6. Meningkatnya pendapatan petani dan terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat setempat melalui pemanfaatan energi alternatif dan pemenuhan kebutuhan pangan baik pada saat pelaksanaan maupun pasca implementasi
7. Meningkatnya kesadaran, keamuan dan kemampuan petani dan masyarakat sasaran lainnya dalam upaya konservasi tanah dan usahatani lahan kering
8. Meningkatnya peran aktif wanita dalam kegiatan konservasi lahan
4.1. Rencana Kegiatan
Degradasi lahan termasuk erosi tanah, penurunan tingkat kesuburan tanah, salinisasi, degradasi sumberdaya air, degradasi dan penggundulan hutan, dan menurunnya biodiversity akan berpengaruh nyata terhadap kesuburan dan kemampuan tanah guna mendukung pertumbuhan tanaman, pasa kondisi iklim dan lingkungan yang sesuai. Untuk mempertahankan produksi tetap lestari, maka cara untuk memelihara atau mempertahankan kesuburan adalah dengan menciptakan penggunaan lahan dalam kondisi ekosistem alami
Tanah sebagai komponen utama usahatani yang harus dipelihara, dimodifikasi bila perlu, sangat mempengaruhi produksi dan penampilan tanaman. Usaha ini dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu :
1. Metode vegetative, menggunakan tanaman sebagai sarana;
2. Metode mekanik, menggunakan tanah, batu dan lainnya sebagai sarana.
Masalah Konservasi Tanah dan Air pada Cacthment area rencana pembangunan waduk jatigede merupakan tugas yang berat bagi semua pihak mengingat potensi lahan kritis yang harus ditangani masih relative luas yang bahkan bertambah setiap tahunnya dan pola pertanian pada kawasan hulu yang tidak memperhatikan kaidah konservasi serta tingkat kesulitan penanganan yang tinggi termasuk dalam upaya perbaikan kehidupan tani di wilayah tersebut menjadi sebuah tantangan dan perlu pemikiran bersama, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keberlanjutan dan usia waduk itu sendiri.
Adapun rencana penanganan Cacthment Area Waduk Jatigede Di Kabupaten Sumedang melalui Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah diupayakan dapat berpengaruh ganda disamping upaya perbaikan lingkungan juga bias meningkatkan pendapatan petani dalam jangka waktu pendek, menengah dan jangka waktu panjang.

4.2. Rencana Operasional
1. Perencanaan Teknis
Penyiapan lahan berdasarkan Model RLKT dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah. Kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembuatan Model Hutan Rakyat, Agroforestry (Wanatani). Model Agroforestry ini akan dilaksanakan dengan mengacu kepada keadaan tofografi wilayah kelerengan lahannya. Berdasarkan peta tofografi wilayah Kebupaten Sumedang, maka terpilih model-model kegiatan Agroforestry sebagai berikut :
(1). Model Ag-1 (Agroforestry Type 1 dengan atau tanpa teras bangku) pada kemiringan lahan > 45 %.
Jenis tanaman yang digunakan dalam model Ag-1 ini sebagai tanaman utama adalah tanaman unggul local yang disesuaikan dengan agroklimat lokasi seperti tanaman kayu dan MPTS (Multi Purpouse Trees Spesies) ditanam sepanjang garis kontur. Sebagai tambahan diantara jenis tanaman tersebut ditanam jenis pisang. Pada tahun pertama dan kedua jenis tanaman jagung dan kacang merah ditanam bersama secara tumpangsari di ruang kosong diantara baris tanaman kayu. Hasil yang diharapakan keadaan vegetasinya untuk lima tahun yang akan datang adalah : vegetasi permanen tanaman kehutanan dan MPTS.
(2). Model Ag-2 (Agroforestry Type 2) untuk areal lahan dengan derajat kemiringan antara 25-45 %. Model Ag-2 diterapkan pada lahan seluas 120 Ha.
Jenis tanaman yang digunakan adalah tanaman kehutanan dan MPTS. Jenis tanaman jagung dan kacang merah bisa ditanam pada tahun tahun ketiga, diantara baris tanaman tahunan.
Keadaan vegetasi yang diharapkan untuk lima tahun yang akan dating merupakan kebun campuran.
(3). Model F-1 (Model Hutan Rakyat Type 1)
Merupakan standar “Model Hutan Rakyat” dengan jenis tanaman kayu kehutanan yang ditanam adalah jati unggul, manglid, maesopsis, suren dan diantara baris tanaman tahunan ditanam jenis tanaman tumpangsari diantara pisang, jagung dan tanaman kacang-kacangan.
Rumput setaria ditanam sepanjang garis kontur dengan jarak tanam 0,5 meter dan berfungsi sebagai tanaman penguat kontur. Areal yang menjadi sasaran penanaman dengan Model F-1 merupakan lahan dengan kemiringan lereng lebih dari 45 %. Pada model ini tidak dilakukan penerapan terasering.
Harapan untuk lima tahun yang akan dating vegetasi yang terjadi merupakan hutan jati, suren, manglid dan maesopsis yang bercampur dengan pisang. Model hutan rakyat ini akan memberikan pendapatan yang kontinyu sebelum tanaman kayu-kayuan dipanen.
Pemeliharaan secara intensif dilakukan terhadap model Agroforestry. Sedangkan model Forestry tidak terlalu memerlukan pemeliharaan yang intensif, hanya pada tahun pertama dan kedua saja, untuk seterusnya dibiarkan secara alami.
(4). Pembangunan Sivil Teknis
Maksud pembangunan sipil teknis adalah sebagai upaya konservasi tanah untuk mengurangi erosi, pengikisan lapisan top soil, sedimentasi, kekeringan dan bahaya banjir.
Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut :
- Pembuatan Dam Penahan Erosi
- Pembuatan Gully Plug
(5). Kegiatan Pembuatan Model Aneka Usaha Kehutanan
Kegiatan ini diarahkan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan menengah bagi kelompok sasaran melalui Budidaya Jamur dan Lebah Madu.
(6). Pemberdayaan Masyarakat
Target pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut :
- Memperbaiki sikap dan perilaku masyarakat sekitar hutan dalam berusaha yang berwawasan lingkungan.
- Meningkatkan kemampuan masyarakat mengenai langkah-langkah optimal pemeliharaan lingkungan.
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam usaha tani di lahan kering.
- Meningkatkan partisipasi masyarakat di dalam usaha tani yang berwawasan lingkungan.
- Meningkatkan aktivitas usaha ekonomi di bidang Wana-agrobisnis.
- Meningkatkan manajerial kelembagaan kelompok tani.
Upaya pemberdayaan masyarakat ditempuh melalui kegiatan :
- Penyuluhan yang meliputi kegiatan : peningkatan perubahan perilaku ke arah yang diinginkan oleh program, terutama perubahan perilaku (sikap, mental, pengetahuan dan keterampilan) dalam melaksanakan kegiatan usaha tani di lahan kering.
- Pelatihan, meliputi bidang agribisnis, Agroforestry, kewirausahaan dan koperasi serta penguatan kemampuan kelembagaan yang terdiri dari kepemimpinan, organisasi dan administrasi.
- Pendapingan mengenai peningkatan penguatan dan kemampuan kelompok dalam melaksanakan keorganisasian secara praktis serta peningkatan partisipasi aktif masyarakat di dalapam berbagai kegaiatan program sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan sampai monitoring dan evaluasi.

2. Monitoring dan Evaluasi
Target dari kegiatan monitoring dan evaluasi adalah program pengembangan pola pemberdayaan masyarakat sekitar hutan terlaksana dengan baik yang diikuti partisipasi aktif masyarakat.
Rincian kegiatan monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut :
- Pelaksanaan dan hasil kegiatan yang meliputi kegiatan vegetative dan sivil teknis.
- Keadaan social ekonomi selama dan pasca program untuk mengetahui dampak program terhadap hasil pelatihan, pendampingan, partisipasi dan pendapatan masyarakat.

4.3. Rencana Tindak Lanjut
Secara keseluruhan Kegiatan ini harus memberikan dampak yang cukup significant bagi perbaikan lingkungan dan aspek ekonomi akan tetapi perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan lanjutan pasca implementasi untuk mengoptimalkan hasil yang diharapkan.
Optimalisasi dimaksud memungkinkan untuk meningkatkan dan memanfaatkan sarana yang sudah dibangun guna program penyelamatan lingkungan dan sumberdaya alam, sehingga kegiatan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa mengalami stagnasi.
Tingkat keberhasilan tanaman secara vegetasi permanen memang baru bias dilihat secara nyata hal ini dikarenakan memerlukan waktu yang cukaup lama untuk menjadikan vegetasi secara.
Seiring dengan program pembangunan dan alih fungsi lahan untuk pemukiman dan pembangunan perumahan dan kegiatan lainnya maka upaya penanganan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah di wilayah Sub-DAS Cimanuk Hulu perlu dilakukan penanganan lebih lanjut, selain semakin berkurangnya ruang terbuka hijau dan bangunan konservasi tanah dan air sebagai sarana bagi menghambat dan menekan laju sedimentasi dan aliran permukaan maka dipandang perlu dilakukan sebuah upaya tindakan nyata penanganan dimaksud.
Selain menjadi Kawasan Hulu yang bermuara ke Waduk Jatigede, Sub-DAS Cimanuk Hulu selayaknya mendapatkan prioritas penanganan dengan unsur-unsur dapat berfungsi sebagai buffer (zona penyangga) sehingga selain sebagai kawasan lindung dan konservasi berfungsi juga sebagai kawasan wisata dan budaya zona hijau yang berwawasan konservasi.
Sebagai langkah awal kegiatan tersebut diharapkan dapat membangun suatu impementasi penanganan yang betul-betul terintegrasi, dengan berpedoman kepada :
- Social enginering meliputi pembinaan dan pelatihan petani petugas dan pemberdayaan masyarakat dari mulai prokondisi, penampingan sampai dengan harapan yang diharapkan.
- Technical enginering, melalui perbaikan kualitas tanaman tahunan dan buah-buahan (penyedia + persemaian dan pembelian bibit)serta pemeliharaan bangunan konservasi melalui tanaman yang mempunyai nilai ganda selain mempunyai fungsi sebagai tanaman konservasi juga sebagai tanaman yang mempuyai manfaat pemenuhan energi alternative dan bahan pangan.
- Civil enginering, dengan pemasyarakatan dan pembuatan infrastruktur pembuatan bangunan konservasi.
- Economic enginering, kegiatan ini diarahkan kepada penguatan modal dan pengembangan wira usaha pada daerah sasaran.
- Management enginering,yang lebih difokuskan kepada penguatan pengelolaan baik dalam rangka RLKT maupun usaha berbasis agro dalam bentuk stimulus/reward terhadap keberhasilan kelompok dalam pengelolaan hutan rakyat/kebun rakyat dan yang lainya.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Secara umum Program Kegiatan Perlindungan Daerah Tangkapan Air (DTA) Jatigede di Kabupaten Sumedang menuju masyarakat yang mandiri dalam upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kabupaten Sumedang melalui optimalisasi lahan dengan tahapan sosial enginering, technical enginering, civil enginering ,maupun management enginering. Sebagai objek yang dikelolanya yaitu lahan, bagi kebanyakan petani merupakan satu-satunya yang diandalkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga minat para petani terhadap usahatani konservasi belum optimal karena memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Kalau upaya usahatani konservasi tersebut tidak difasilitasi oleh pemerintah, maka upaya untuk menuju keseimbangan antara aspek ekologi, sosial dan ekonomi dalam menunjang keberhasilan umur ekonomis dari Pembangunan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang sulit diwujudkan, karena keterbatasan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah dalam memfasilitasinya.

5.2. Saran
Secara tertulis bahwa Komitmen Pemerintah Daerah dalam hal ini Kabupaten Sumedang terhadap pembangunan Waduk Jatigede maupun penangangan terhadap Cacthment Area telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan telah menjadi ketetapan sebagaimana dituangkan dalam Perda Nomor 13 Tahun 2008.

BAB VI. PENUTUP

Proposal ini menjadi harapan kami untuk mewujudkannya dalam bentuk kegiatan riil di lapangan, sehingga upaya-upaya konservasi lahan dan sekaligus pengentasan masyarakat miskin di sekitar kawasan hutan bisa terwujud.
Secara umum permasalahan dalam “Program Kegiatan Perlindungan Daerah Tangkapan Air (DTA) Jatigede di Kabupaten Sumedang menuju masyarakat yang mandiri dalam upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kabupaten Sumedang” adalah karena rata-rata kepemilikan lahan para petani relatif sempit dan lahan tersebut bagi kebanyakan petani merupakan satu-satunya yang diandalkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga minat para petani terhadap usahatani konservasi belum optimal karena memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Kalau upaya usahatani konservasi tersebut tidak difasilitasi oleh pemerintah, maka upaya untuk menuju keseimbangan antara aspek ekologi, sosial dan ekonomi di Kabupaten Sumedang sulit diwujudkan, karena keterbatasan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah dalam memfasilitasinya.
Demikian mudah-mudahan proposal ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk bisa direalisasikan dan semoga bisa terwujud







Kamis, 07 Mei 2009

Emoticon Gue

Muka Gue Kalau Marah Ginih..Hi..Hi..Hi..

One Man One Tree




SATU ORANG SATU POHON (ONE MAN ONE TREE)
Kegiatan Penanaman Satu Orang Satu Pohon (One Man One Tree) bersifat gerakan masal yang melibatkan seluruh komponen bangsa mulai dari Pemerintah Pusat dan Daerah, BUMN, swasta dan masyarakat luas pada skala Nasional mulai dari Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai Desa. Oleh karena itu informasi mengenai gerakan massal tersebut harus sudah diterima langsung dan dipahami oleh berbagai pihak tersebut dengan sebaik-baiknya sejak dini.
Penyampaian informasi mengenai pentingnya penanaman dan pemeliharaan pohon kepada masyarakat luas dapat dilaksanakan melalui kampanye, penyuluhan, dakwah, khotbah, penerangan yang terus menerus di media yang tersedia bahkan dengan pertemuan langsung dengan kelompok sasaran, sehingga diharapkan substansi kegiatan massal tersebut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Lebih strategis lagi di tingkat Desa/Kelurahan penerangan mengenai substansi penanaman dan pemeliharaan pohon dapat diselipkan pada acara pertemuan di Desa/Kelurahan, RT/RW dan arisan oleh pembicara yang menguasai di bidang penanaman pohon, bahkan pada acara pernikahan, khitanan dan acara adat lainnya yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat.
(Lebih Jelas Link Terkait : www.dephut.go.id)

Rabu, 06 Mei 2009

Duta Bussines School




Ditengah masyarakat Indonesia yang saat ini semakin bobrok, perekonomian yang tidak kunjung membaik, sulitnya mencari pekerjaan, semakin banyaknya pengangguran, PT DUTA FUTURE INTERNASIONAL berdiri dan menawarkan solusi. Permasalahan-permasalahan tersebut tidak lain timbul karena semakin banyaknya peminat lapangan pekerjaan tetapi tidak diiringi dengan peningkatan jumlah lapangan pekerjaan. Sehingga terjadilah ketidakseimbangan dalam masyarakat.
Setiap lulusan sekolah, akademi maupun sarjana hanya mempunyai satu orientasi yaitu mencari pekerjaan sehingga pelamar pekerjaan semakin banyak namun jumlah lapangan pekerjaan hanya sedikit bertambah. Oleh karena itu DUTA INTERNATIONAL akan memberikan wawasan kepada semua orang tentang berwirausaha dengan memberikan seminar-seminar dan training. Dan yang tidak kalah penting yaitu perusahaan akan memberikan kesempatan secara langsung kepada seluruh calon-calon enterpreneur untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat secara langsung dilapangan. DUTA INTERNATIONAL akan membuka atau memberikan jalan berbisnis kepada seluruh membernya dalam bidang usaha yang memiiki prospek cerah. Beberapa diantaranya adalah membangun jaringan internet untuk keperluan usaha, kantor, dan warnet serta keagenan pulsa.
Dewasa ini kebutuhan akan komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat, dan menunjukkan perkembangan yang merata di semua lapisan Masyarakat. Kenyataan yang terjadi saat ini 75% penduduk Indonesia telah memanfaatkan telepon selular untuk sarana berkomunikasi. Otomatis kebutuhan pulsa masyarakat semakin tinggi, bahkan kebutuhan akan pulsa melebihi kebutuhan bahan bakar kendaraan dan rumah tangga. Dengan melihat kondisi di atas saat ini persaingan bisnis pulsa semakin ketat. Banyak counter-counter HP bermunculan dengan menawarkan harga yang bervariasi, dan cenderung banting harga bersaing dengan cara tidak sehat. Kalau Anda menyadari hal tersebut alangkah enaknya apabila Anda bisa memenuhi kebutuhan pulsa Anda pribadi dengan jauh lebih murah bahkan bisa mendapatkannya secara gratis, terlebih pulsa tersebut bisa dijual kembali kepada orang lain. Dengan kata lain ”Dapat Pulsa gratis,dipakai sendiri lebih hemat, dijual lagi untung”.
Kami, PT. DUTA INTERNATIONAL, meluncurkan program CRP atau Customer Referral Program untuk menjawab tantangan tersebut dengan meluncurkan konsep pemasaran yang sangat menguntungkan semua pihak. Bagaimana Anda bisa menggunakan Pulsa sebebas-bebasnya, mendapatkan keuntungan apabila Anda menjual kepada orang lain, mendapatkan pendapatan dan pulsa gratis apabila Anda mereferensikan program ini kepada orang lain, pendapatan Royalti dari penjualan pulsa yang dilakukan oleh rekan yang anda referensikan tersebut, dan masih ada penghasilan-penghasilan lain yang spektakuler dan tanpa resiko. Intinya kami mengajak Anda untuk berfikir secara cerdas di dalam memanfaatkan kondisi yang demikian tanpa merugikan siapapun.